Tensimeter

Tensimeter, Sphygmomanometer, blood pressure meter, blood pressure monitor, atau blood pressure gauge adalah alat pengukur tekanan darah, dilengkapi manset yang dapat dipompa untuk mengatur arteri, dan air raksa atau manometer mekanik untuk mengukur tekanan. Alat ini selalu digunakan dengan kombinasi untuk menentukan pada tekanan apa darah mengalir, dan pada tekanan apa yang tidak terhalang. Sphygmomanometer manual dikombinasikan dengan stetoskop.

Kebanyakan sphygmomanometer memakai pengukur mekanik dengan penunjuk jarum selama pertengahan pertama abad 20. Kemunculan alat kesehatan elektronik, sebagai alat pengukur tekanan darah otomatis terus dikembangkan.

Sphygmomanometer memiliki manset pompa, alat ukur (manometer raksa, atau pengukur aneroid), dan alat pompa dan katup atau sebuah pompa elektrik. 

Jenis – jenis Tensimeter

Ada tiga jenis tensimeter atau sphygmomanometer:

• Sphygmomanometer Manual, membutuhkan stetoskop untuk auskultasi (lihat di bawah). Dipakai oleh praktisi terlatih. Hasilnya sebenarnya dapat diukur dengan sentuhan, tetapi hanya akan menghasilkan tekanan sistolis. Digital, memakai pengukuran osilometri dan perhitungan elektronik dibanding auskultasi. Mereka memakai pompa manual atau otomatis. Alat ini elektronik, mudah digunakan tanpa latihan, dan dapat digunakan di lingkungan yang ramai; alat ini tidak seakurat peralatan air raksa. Alat ini mengukur tekanan sistolis dan diastolis dengan deteksi osilometri, memakai sensor tekanan piezoelectric dan komponen elektronik, termasuk mikroprossesor. Alat ini tidak mengukurnya secara langsung, tetapi menghitungnya dari tekanan rata-rata dan parameter osilometri statistik empiris.
  • Sphygmomanometer air raksa digolongkan standard emas. Alat ini menunjukkan tekanan darah dengan ketinggian air raksa, yang tidak memerlukan kalibrasi ulang. Atas akurasinya, biasanya alat ini dipakai pada uji klinis obat-obatan dan evaluasi klinis pada pasien beresiko tinggi seperti wanita hamil.
  • Sphygmomanometer aneroid (tipe mekanis dengan jarum penunjuk) umum digunakan; mereka memerlukan pengecekan kalibrasi, tidak seperti manometer air raksa. Sphygmomanometer aneroid lebih aman dari jenis air raksa, walau yang murah kurang akurat. Penyebab perlunya kalibrasi adalah guncangan, namun jenis aneroid dinding atau berdiri tidak terpengaruh hal ini.

Alat ini juga memerlukan kalibrasi. Beberapa alat menampilkan jumlah denyutan. Alat ini tidak dapat dipakai pada "kondisi spesial" seperti arteriosklerosis, arrhytmia, preeclampsia, pulsus alternans, dan pulsus paradoxus. Orang yang mengukur tekanan darah pada pasien dengan kondisi tersebut sebaiknya memakai sphygmomanometer analog, karena lebih akurat dibanding sphygmomanometer Alat digital mempunyai manset yang dapat dipasang pada lengan atas, pergelangan, atau jari. Metode deteksi osilometri memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang berbeda dengan auskultasi, dan bergantung banyak faktor seperti tekanan denyut, denyut jantung dan kekakuan arteri. Beberapa alat dapat mengukur kekakuan arteri. Tetapi alat semacam ini tidak disarankan untuk pengguna reguler, karena mesin dengan nilai akurasi 3% biasanya tidak akurat hingga 7%, dan mungkin menghasilkan dua nilai pengukuran disaat bersamaan. Beberapa alat ini juga mendeteksi detak jantung yang tidak umum.

Cara Penggunaan Tensimeter

Pada manusia, manset diletakkan disekitar lengan atas, setinggi jantung saat pasien duduk pada kursi berlengan. Pada spesies lain dapat diletakkan pada sirip atau ekor. Penting untuk memilih ukuran manset yang pas. Manset kekecilan akan menekan terlalu besar, sedangkan jika kebesaran maka tekanan menjadi kecil. Pada pengukuran klinik biasanya diukur pada kedua tangan sebagai nilai awal untuk menentukan apakah tekanan pada lengan yang satu lebih tinggi dibanding yang lain. Perbedaan 10 mm Hg dapat menandakan adanya koarktasi aorta. Hasil pembacaan lengan yang lebih besar digunakan untuk pengukuran selanjutnya. Manset terus dipompa hingga arteri benar-benar tertutup.

Dengan alat manual, stetoskop digunakan untuk mendengarkan arteri pada siku saat pemeriksa melepaskan tekanan pada manset. Saat tekanan menurun, suara dentuman terdengar (lihat suara Korotkoff) saat darah kembali mengalir ke arteri. Tekanan saat suara mulai terdengar diukur sebagai tekanan darah sistolis. Tekanan manset terus menurun hingga suara tidak lagi terdengar, dan diukur sebagai tekanan darah diastolis. Pada lingkungan yang ramai saat auskultasi tidak memungkinkan (seperti saat mengalami pengobatan darurat), tekanan darah sistolis dapat diukur saat denyut terasa. Pada pengobatan hewan, auskultasi jarang digunakan, dan denyutan yang terasa pada sphygmomanometer digunakan untuk mendeteksi tekanan darah sistolis.

Alat digital memakai manset yang dipasang pada lengan atas, atau pergelangan, atau jari, dengan diposisikan setinggi jantung. Alat ini mengembangkan manset dan mengurangi tekanan dengan cara yang sama seperti alat ukur manual, dan mengukur tekanan darah dengan metode osilimetri.

Dengan mengamati tinggi air raksa saat melepaskan tekanan udara dengan katup, seseorang dapat membaca nilai tekanan darah dalam mm Hg. Puncak tekanan pada peredaran darah adalah tekanan sistolis, dan yang terendah (saat fase istirahat) adalah tekanan diastolis. Stetoskop digunakan pada metode auskultatori. Tekanan sistolis (fase pertama) diidentifikasi dengan munculnya suara Korotkoff terus-menerus. Tekanan diastolis diidentifikasi saat suara Korotkoff menghilang (fase kelima). Pengukuran tekanan darah dipakai untuk mendiagnosa dan perawatan hipertensi (tekanan darah tinggi), dan masalah kesehatan lainnya.

Sensor Tekanan pada Tensimeter Digital

Dua jenis sensor tekanan biasanya digunakan dalam alat digital: membran yang dapat berubah bentuk yang diukur memakai kapasitansi diferensial, yaitu electrostatic, atau perbedaan piezoresistance.

Sejarah

Sphygmomanometer Prancis yang digunakan saat Perang Dunia 1

Sphygmomanometer ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Ritter von Basch pada 1881. Scipione Riva-Rocci memperkenalkan versi yang lebih mudah dipakai pada 1896. Pada 1901, Harvey Cushing membawa contoh alat Riva-Rocci ke USA, memperbarui dan mempopulerkannya ke komunitas kesehatan. Pengembangan lebih lanjut datang pada 1905 saat fisikawan Rusia Nikolai Korotkov memasukkan pengukuran tekanan diastolis darah dan diikuti penemuan "Suara Korotkoff.